Skip to content

 

Sejarah Berdirinya GAPADRI MAPALA ITNY

Oleh : Salvadore Guntur (TM/79)

Perayaan Ulang Tahun Mapala ATNAS yang kedua di Puncak Gunung Merbabu pada tahun 1980 (Foto : Arsip R. Yandra)

GAPADRI merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang menjadi wadah Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) di civitas Institut Teknologi Nasional Yogyakarta. GAPADRI merupakan akronim dari “GANESHA PAKCI ADRI” nama simbol-simbol alam semesta yang diadopsi dari bahasa sansekerta. “Ganesha” merupakan nama seorang dewa dalam mitologi hinduisme yang merupakan anak dari Dewa Siva dan Dewi Parvati yang menjadi simbol dewa ilmu pengetahuan. “Pakci” dalam beberapa literatur diartikan sebagai mahluk bersayap atau burung dalam kisah Ramayana yang dimaknakan kebebasan. “Adri” berarti gunung, bukit atau dalam beberapa referensi lain juga diterjemahkan sebagai badai yang bermakna tekad dan keteguhan. Secara istilah GAPADRI membawa makna “Mengembangkan dunia kepencintaalaman dengan ilmu pengetahuan dan teknologi”.

Pada masa awal berdirinya, GAPADRI mengusung nama MAPALA ATNAS menyesuaikan dengan nama institusi kampus yang menaunginya. Kala itu Institut Teknologi Nasional Yogyakarta masih bernama Akademi Teknologi Nasional Yogyakarta. Proses pendirian MAPALA ATNAS bermula dari kesamaan hobi beberapa mahasiswa/mahasiswi ATNAS naik gunung dan melakukan kegiatan di alam bebas. Beberapa nama angkatan pelopor ini di antaranya adalah Marlius Hutagalung (TE/74), Suryansah (TS/76), Koad Chamdi (TM/76), Syuriyadi AR/Ujang* (TM/76), Yufrizal Achmad/Ijub (TM/76), Eddy* (TM/76), Cliff RC Marlessy (TM/76), Bambang Sukasah (TG/76), Supriantono (TM/76), Teguh Budiono (TM/76). Dalam masa-masa pengembaraan awal ini Suryansyah diangkat sebagai koordinator.

Untuk mengorganisir semakin banyaknya mahasiswa/mahasiswi ATNAS yang tertarik naik gunung dan berkegiatan di alam bebas, angkatan pelopor bersama beberapa nama di antaranya Bambang Suwaji/Wiwiek (TM/77), Pipin Supinah (TE/77), R. Yandra (TG/78) dan lain-lain bersepakat mendirikan organisasi pencinta alam di Kampus ATNAS. Pada tanggal 20 Mei 1978 kelompok mahasiswa/mahasiswi ATNAS ini mendeklarasikan berdirinya Mapala ATNAS di atas Puncak Gunung Merbabu.

Cliff RC Marlessy yang setahun sebelumnya menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa ATNAS secara resmi dipercaya menjadi ketua pertama MAPALA ATNAS periode pertama. Dalam rangka menjaring para anggota Mahasiswa Pecinta Alam Akademi Teknologi Nasional Yogyakarta maka pada perayaan Ulang Tahun Mapala ATNAS yang pertama (20 Mei 1979) dilakukan pendakian ke Gunung Merbabu yang diikuti lebih dari 40 mahasiswa, yang dicatat juga sebagai anggota Mapala ATNAS Yogyakarta. Tongkat estafet kepengurusan berikutnya dilanjutkan oleh Salvadore Guntur (TM/79) dan Agus BP (TG/80). Roda kepengurusan organisasi ini terus bergulir hingga saat ini.

Sejak berdirinya, MAPALA ATNAS aktif terlibat dalam beragam kegiatan luar ruang (outdoor activities) seperti lintas alam napak tilas perjalanan Jenderal Sudirman, Pendidikan dan Latihan Search & Rescue (SAR), Susur Pantai Selatan Jawa, Olahraga Arus Deras di Sungai Progo dan sebagainya.

Pada tahun 1986, Mapala ATNAS bertransformasi menjadi Mapala STTNAS YOGYAKARTA. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan nama institusi Akademi Teknologi Nasional (ATNAS) Yogyakarta menjadi Sekolah Tinggi Teknologi NAsional (STTNAS) Yogyakarta. Melalui musyawarah besar anggota, nama Ganesha Pakci Adri atau disingkat GAPADRI kemudian dipilih menjadi nama spesifik MAPALA STTNAS YOGYAKARTA pada tahun 1996. Selama beraktifitas di kegiatan alam bebas, GAPADRI MAPALA ITNY tak luput dari kenangan pahit ketika kehilangan dua anggota terbaiknya. Ismet Husein yang meninggal akibat kecelakaan pendakian gunung di Merapi (1980) dan Dedy Aspandi yang meninggal akibat kecelakaan arung jeram di Sungai Progo (2003).

Namun demikian GAPADRI masih terus melangkah ke depan tanpa melupakan sejarah yang telah membentuknya. Hidup adalah tumbuh dan berkembang, demikian juga dengan GAPADRI yang terus tumbuh dan berkembang menjadi semacam organisasi kepencintaalaman dengan berbagai keterbatasan dari sisi dana maupun peralatan, hanya semangat setiap personilnya yang membesarkan GAPADRI yaitu Semangat Mandiri dan Pantang Menyerah

Berdasarkan keterangan dari beberapa narasumber : Bambang Suwadji (TM/77), Pipin Supinah (TE/77), Prahatmoko (TM/80), Cliff RCM (TM/76), R. Yandra (TG/78)

(Editor : Sri Utari, A.B. Rodhial Falah)