Skip to content

Kerja Persaudaraan GAPADRI Berbuah Rekor Muri

 
Ketua Muri, Jaya Suprana saat menyerahkan penghargaan rekor dunia berupa Anugerah Mahakarya Kebudayaan (3/7/2020)

Apa yang ditabur, maka itu yang dituai. Begitulah kiranya ungkapan yang pantas mewakili kerja persaudaraan yang dilakukan GAPADRI Mahasiswa Pecinta Alam Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (Mapala ITNY) bersama Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka) saat ini.   

Kerja Persaudaraan Pengangkatan Air dari Perut Bumi di Desa Gendayakan, Kecamatan Parangupito, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah pada akhir 2019 yang lalu ini berbuah penghargaan rekor dunia berupa Anugerah Mahakarya Kebudayaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri). Kerja persaudaraan ini merupakan inisiasi dari Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka) dan Gapadri Mapala ITNY bersama masyarakat Desa Gendayakan.

Jaya Suprana, Ketua Umum Muri menyerahkan langsung penghargaan tersebut secara virtual melalui Zoom Meeting pada Jumat, 3 Juli 2020, yang dihadiri langsung oleh Ketua YPTN (Ir H Supatno), Rektor ITNY Dr. Ir. H. Ircham, MT), Ketua Umum Padasuka (KH Syarif Rahmat RA, SQ, MA ), pejabat tinggi Institut Teknologi Nasional Yogyakarta, Dewan Pengurus dan anggota GAPADRI serta para Kyai Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga.

Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas mahakarya bidang kemanusiaan kepada Padasuka sebagai Padepokan Dakwah Pertama yang Mengeksplorasi Sungai Dalam Tanah Untuk Masyarakat dan kepada GAPADRI MAPALA ITNY sebagai Penyelenggara Pendukung Padepokan Dakwah Pertama yang Mengeksplorasi Sungai Dalam Tanah Untuk Masyarakat  yang dalam pelaksanaannya bertindak sebagai Tim Teknis Eksplorasi.

Pemberian Rekor Muri ini menjadi suatu kebanggaan besar untuk semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama keluarga besar Padasuka dan ITNY pada umumnya, serta secara khusus bagi keluarga besar GAPADRI.

Kerja persaudaraan eksplorasi dan pengangkatan air dari perut bumi di Goa Jomblang ini dilaksanakan secara gotong royong selama 3 bulan sejak awal bulan september 2019 hingga dilaksanakannya peresmian sekaligus penyerahan kepada masyarakat secara simbolis pada 17 Desember 2019.

‘’Ini suatu peristiwa yang sangat membanggakan bagi kami dan keluarga besar Museum Rekor Dunia-Indonesia,” ujar Jaya Suprana saat menyerahkan secara virtual penghargaan tersebut, Jumat siang.

Jaya Suprana mengungkapkan,KH Syarif telah menginspirasi Muri, yang ia sebut ‘memberi wahyu’ untuk suatu peristiwa yang sangat-sangat layak diberi anugerah Muri.

Dalam kesempatan yang sama, KH Syarif Rahmat juga berkisah tentang awal mula kegiatan kerja persaudaraan ini dilaksanakan serta proses perjalanan yang telah dilakukan bersama. Dengan penuh rasa haru, ia bercerita betapa ia tak dapat membendung tangis air mata saat pertama kali mendengar kabar bahwa tim eksplorasi (Gapadri) mencapai dasar gua dikedalaman kurang lebih 200 meter.

“Ini yang barangkali selama ini kita tidak pernah berpikir, anak-anak yang kerjanya cuma jalan-jalan, anak-anak yang kerjanya cuma manjat tebing, naik turun gunung, ternyata bisa melakukan suatu tindakan yang tidak dapat dilakukan oleh seorang seperti saya,”ungkap Kyai Rahmat penuh haru.

Menurut KH Rahmat, pekerjaan yang telah dilakukan oleh anggota Gapadri adalah suatu perbuatan yang sangat mulia dan sangat besar pahalanya karena memberikan penghidupan kepada masyarakat yang sedang dilanda kekeringan. Air bagi warga desa bukan dipandang hanya sekedar air biasa melainkan sebagai awal penghidupan yang baru.

Sementara itu, Rektor ITNY, Bapak Ircham dalam sambutannya juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Museum Rekor Dunia-Indonesia dan semua pihak yang terlibat atas apresiasi yang diberikan kepada Gapadri, dimana menurutnya hal ini sangat memberikan motivasi bagi mahasiswa.

“Apa yang telah dilakukan Gapadri ini juga adalah bentuk pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat,” ujar Irham.

Senada dengan Rektor ITNY, Ketua YPTN Supatno juga sangat mengapresiasi hasil kerja keras Gapadri bersama Padasuka dalam kerja persaudaraan tersebut. Menurutnya, karakter anggota Gapadri begitu kuat, sehingga bisa terjun langsung dalam pengabdian kepada masyarakat.

“Gapadri telah melahirkan generasi-generasi yang memiliki karakter yang baik dan berharap hal ini dapat terus dikembangkan dan disebarluaskan,” ungkapnya.

(Editor : Yohanes K. Irawan)