BY ABE · PUBLISHED · UPDATED
Kepergian Norman Edwin pada 21 Maret 1992 di Aconcagua seolah tak mampu menghentikan kenangan orang akan sosoknya. Kepergiannya justru menjelmakannya menjadi sosok legenda petualang yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Pendakian gunung, pemanjatan tebing, penelusuran goa, penjelajahan hutan, pengarungan sungai, penjelajahan lautan adalah sedikit dari sekian banyak kegiatan petualangan yang telah dilakukan oleh Norman Edwin, banyak orang juga melakukan hal yang sama di eranya. Namun yang membuat Norman Edwin berbeda dan layak dikenang hingga saat ini adalah tulisan-tulisannya yang mengisahkan petualangannya di banyak media massa. Buku ini adalah salah satu kumpulan tulisan-tulisan petualangan Norman Edwin yang pernah dimuat di beberapa media seperti Mutiara, Sinar Harapan, Suara Alam, Suara Pembaharuan dan Harian Kompas di mana Norman Edwin di antaranya pernah bekerja sebagai wartawan.
63 tulisan-tulisan Norman Edwin dikelompokkan dalam 6 bagian, masing-masing bagian mewakili kiprah Norman Edwin dalam salah satu segmen petualangan. Bab pertama misalnya, menyajikan tulisan-tulisan Norman Edwin yang kala itu tergoda untuk menaklukkan tujuh puncak dunia. Di bab awal ini kita akan mencecapi tulisan Norman Edwin tentang pendakian Puncak Jayawijaya, Puncak Kilimanjaro, Puncak Denali, Puncak McKinley dan Puncak Elbrus lengkap dengan tetek bengek persiapan ekspedisinya. Di kumpulan tulisan-tulisan karya Norman Edwin ini, kita bisa mengenal sosok Norman yang ternyata tak melulu sebagai petualang tulen, melainkan juga wartawan yang jernih dalam menangkap keseluruhan gambaran episode perjalanan yang sedang dilakukannyah. Lansekap alam, sosial budaya, dan ketegangan petualang dijahit sedemikan rupa sehingga melahirkan tulisan yang menyentuh dan mudah membekas di ingatan.
Rudy Badil sebagai editor plus sahabat Norman Edwin tak lupa menambahkan tulisan-tulisan versinya sendiri terkait beberapa pengalaman liputan bersama Norman Edwin. Rudy Badil memberikan perspektif yang barangkali selama ini luput dari perhatian orang, bahwa Norman Edwin selain sebagai petualang juga seorang wartawan, seorang ayah dan seorang teman dengan segala kelebihan dan kekurangannya.